-Di Balik Dingin Raka-

Di Balik Dingin Raka-



Di sebuah sekolah menengah, ada seorang laki-laki bernama Raka. Dia dikenal sebagai "anak dingin" di kalangan teman-temannya. Dengan sikap yang selalu tenang dan jarang tersenyum, Raka sering kali terlihat tak terjangkau. Namun, bagi Aera, semuanya justru membuatnya semakin penasaran.

Aera adalah siswa yang ceria dan penuh semangat. Dia sering melihat Raka duduk sendirian di bangku belakang kelas, fokus pada buku-bukunya. Meskipun Raka terlihat acuh tak acuh, Ara merasa ada sesuatu yang lebih dalam diri Raka. Dia ingin mengenalnya lebih dekat, meskipun banyak teman Aera yang memperingatkannya untuk tidak mendekati Raka.

Suatu hari,Aera memberanikan diri untuk mendekati Raka. Saat jam istirahat, dia melihat Raka duduk di taman, membaca dengan serius. Dengan penuh keberanian, Mira menghampirinya.

"Hai, Raka," sapanya, berusaha terdengar santai.

Raka mengangkat kepala, menatapnya dengan ekspresi datar. "Ada apa?"

Aera menelan saliva, mencoba mencari topik. "Aku lihat kamu suka membaca. Buku apa yang kamu baca sekarang?"

Raka mengalihkan pandangan ke bukunya, menjawab singkat, "Novel misteri."

Aera tidak menyerah. "Oh, aku suka genre itu! Apa kamu sudah membaca karya penulis Y?"

Raka sedikit terkejut, tapi tetap datar. "Ya, aku sudah."

Hari demi hari, Aera terus berusaha mendekati Raka. Dia membawa buku yang mereka diskusikan dan mengajak Raka untuk belajar bersama. Meskipun Raka tetap terlihat dingin, Aera merasa ada momen-momen di mana Raka menunjukkan sedikit perhatian, seperti saat dia memberi komentar tentang jawaban Aera yang lucu.

Suatu malam, Aera mengajak Raka untuk pergi ke acara literasi di perpustakaan. Raka awalnya ragu, tetapi akhirnya setuju. Di sana, mereka berbincang tentang banyak hal, dan Aera bisa melihat sisi lain dari Raka. Saat Raka mulai berbagi pendapatnya tentang cerita-cerita yang mereka baca, senyumnya yang jarang muncul mulai terlihat.

Setelah acara, mereka berjalan pulang bersama. Di sepanjang jalan, Aera merasakan suasana semakin hangat. Dia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. "Raka, Aera aku tahu kamu mungkin sulit membuka diri, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku suka kamu. Di balik dinginmu, aku percaya ada seseorang yang luar biasa."

Raka terdiam sejenak, lalu menatap Aera dengan lebih lembut. "Aera, aku... tidak terbiasa dengan hal seperti ini. Tapi terima kasih. Aku juga menikmati waktuku bersamamu."

Sejak malam itu, hubungan mereka mulai tumbuh. Raka tidak lagi hanya menjadi "anak dingin" di mata Aera, tetapi juga teman yang bisa diajak berbagi. Aera belajar bahwa di balik sikap dingin Raka, ada seseorang yang dalam dan penuh makna.

Seiring waktu, Raka semakin terbuka. Dia mulai menunjukkan senyumnya yang langka dan berbagi cerita-cerita kecil tentang dirinya. Aera merasa senang bisa menjadi alasan di balik kehangatan yang perlahan muncul dari Raka.

Di akhir tahun ajaran, mereka berdua berdiri di tepi danau sekolah, menikmati matahari terbenam. Raka berbisik, "Terima kasih, Aera. Kamu membuatku merasa lebih hidup."

Dan saat itu, mereka tahu bahwa cinta bisa tumbuh di mana saja, bahkan di hati yang paling dingin sekalipun.

-The End-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

-Diary Of Canva-

•5•

•5•